BAB IX
KLASIFIKASI TANAH
9.1. Maksud Dan Tujuan
Praktikum
Maksud dan tujuan
praktikum ini adalah untuk mengklasifikasikan tanah berdasarkan sifat – sifat indeks tanah yang sederhana seperti distribusi
ukuran dan plastisitas. Klasifikasi tersebut disusun dalam sistem klasifikasi
berdasarkan AASHTO dan USCS.
9.2. Dasar Teori
Sistem klasifikasi tanah adalah suatu system pengaturan
beberapa jenis tanah yang berbeda-beda tetapi mempunyai sifat yang sama kedalam
kelompok dan sub kelompok berdasarkan pemakaiannya. Sebagian besar system
klasifikasi tanah telah dikembangkan untuk tujuan rekayasa didasarkan pada
sifat-sifat indeks tanah yang sederhana seperti distribusi ukuran butir dan
plastisitas.
9.2.1. Klasifikasi
Berdasarkan Tekstur ( Sistem USDA)
Tekstur tanah
adalah keadaan permukaan tanah yang besagkutan. Tekstur tanah dipengaruhi oleh
ukuran tiap-tiap butir yang ada didalam tanah, umumnya tanah asli merupakan
campuran dari butir-butir yang mempunyai ukuran yang berbeda. Dalam sistem
klasifikasi berdasarkan teksturnya tanah diberi nama atas komponen-komponen
utama yang dikandungnya misalnya : lempung berpasir ( sandy clay ), lempung
berlanau ( silty clay ) dan sebagainya.
Sistem ini berdasarkan pada ukuran
batas butiran tanah yaitu :
v Pasir : butiran dengan
diameter 2 mm – 0,05 mm.
v Lanau : butiran dengan
diameter 0,005 mm – 0,002 mm.
v Lempung : butiran dengan
diameter < 0,002 mm.
9.2.2. Sistem Klasifikasi AASHTO
Sistem klasifikasi ini
dikembangkan pada tahun 1929 dan telah mengalami berbagai perbaikan seperti
yang diajukan oleh Committee on Classification Of Materials For Subgrade And
Granular Type Road Of The Highway
Research Board pada tahun 1945.
Sistem klasifikasi
AASHTO yang dipakai saat ini dapat dilihat pada tabel 8.2.2. pada sistem ini
tanah diklasifikasikan dalam kelompok A – 1, A – 2 dan A – 3. Didalam tanah berbutir
dimana 35% atau kurang dari jumlah butiran tanah tersebut lolos ayakan No. 20
dari klasifikasi kedalam kelompok A – 4, A – 5, A – 6 dan A – 7. Butiran dalam
kelompok A – 4 sampai dengan A – 7 tersebut sebagian besar adalah lanau dan
lempung.
Sistem klasifikasi AASHTO didasarkan
atas kriteria sebagai berikut
1. Ukuran butir
Kerikil adalah bagian tanah yang lolos
ayakan dengan diameter 75 mm dan yang tertahan pada ayakan No.10 ( 2 mm ).
Sedangkan pasir adalah bagian tanah yang lolos ayakan No.10 (2 mm ) dan
tertahan pada ayakan No.200 ( 0,075mm ).
2. Plastisitas
Nama berlanau dipakai apabila
bagian-bagian yang halus dari tanah mempunyai indeks plastisitas ( PI ) ≤ 10.
Nama berlempung dipakai bila tanah mempunyai PI > 11.
3. Apabila batuan ( ukuran > 75 mm ) ditemukan
dalam contoh tanah yang akan diklasifikasikan, maka batuan-batuan tersebut
harus dkeluarkan terlebih dahulu. Tetapi persentasenya harus dicatat.
Untuk mengevaluasi kualitas tanah sebagai ( Sub Grade )
untuk jalan raya diperlukan suatu angka yang dinamakan indeks group dengan
rumus :
GI = (F-35)
[0,2+0,005 (LL-40)] + 0,01 (F-15) (PI-10)
Dimana :
GI = indeks group. LL = batas cair
F = persentase butiran yang
lolos ayakan No.200. PI = indeks plastis.
Prosedur menentukan
nilai GI:
- Apabila nilai GI negatif maka harga GI dianggap nol.
- GI dibulatkan ke angka yang lebih dekat.
- GI untuk tanah yang masuk dalam kelompok A-1a, A-1b, A-2-4, A-2-5 dan A-3 selalu sama dengan nol.
- tidak ada batas ata untuk GI.
Untuk tanah yang masuk kelompok A-2-6
dan A-2-7, nilai indeks grup ditentukan dengan rumus: GI = 0,01 (F – 15)(PI – 10)
Makin tinggi nilai GI, makin kurang sesuai bahan tersebut sebagai
lapis dasar jalan raya. GI = 0 menunjukkan suatu material lapis dasar yang
bagus, dan GI ≥ 0 menunjukkan suatu material lapis dasar jalan yang sangat
jelek.
.
9.2.3.
Sistem Klasifikasi Berdasarkan Unifield (Sistem USCS)
Pada awalnya sistem ini diperkenalkan oleh casagrade ( 1942
) untuk digunakan. Pada pekerjaan pembuatan lapangan terbang pada tahun 1952,
setelah disempurnakan sistem ini dipakai
secara luas oleh para ahli teknik.
Sistem ini mengelompokkan tanah kedalam 2 kelompok besar
yaitu tanah berbutir kasar ( coarse gramed soil ) dan tanah berbutir halus ( fine
graned soil ) tanah yang berbutir kasar adalah tanah yang lebih 50 % bahannya
ayakan No.200 ( 0,075 mm ). Tanah ini dibagi atas kerikil dan pasir kerikil dan
pasir dikelompakkan sesuai dengan gradasinya baik, bergradasi jelek, mengandung
material lanau dan mengandung material lempung.
Tanah berbutir halus adalah tanah yang lebih dari 50%
bahannya lolos ayakan No.200, tanah bebutir halus ini dibagi menjadi lanau ( m ),
lempung ( c ), serta lanau dan lempung organik ( o ) disamping itu
dikelompokkan atas tingkat plastisnya yaitu platisnya rendah ( L ) dan
platisnya tinggi ( H ). Tanah yang anorganik ( gambut ) dapat didefenisikan
secara visual.
Klasifikasi tanah berbutir halus diperoleh dengan
menggunakan diagram plastisitas garis diagonal pada bagian plastisitas
dinamakan garis A dan satu garis tegak lurus ditarik pada batas cair 50. Garis
A adalah batas empiris antara lempung organik yang khas ( mL dan mH ) atau
tanah -tanah organik ( oL dan oH ) dibagian bawah diagram dimana batas air
kurang dari 29 dan indeks platisitas sebesar 4 – 7, sifat tanah menunjukkan gejala
berhimpitan, klasifikasi analis CL – ML dipakai untuk tanah yang benda didaerah
ini.
Bila persentase butiran yang lolos ayakan no 200 antara
5 % sampai 12 % digunakan simbol ganda: GW – GM, GP – GM, GW – GC, GP – GC, SW
– SM, SW – SC, SP – SM, dan SP – SC.
Tabel 9.2 Sistem Klasifikasi Berdasarkan Unifield (Sistem USCS)
Divisi
Utama
|
Simbol
Kelompok
|
Nama
Umum
|
||
Tanah Berbutir Lebih Dari 50 % Butiran
Tertahan Pada Ayakan No. 200
|
Pasir lebih dari 50 % fraksi kasar lolos
ayakan No. 4
|
Kerikil bersih
(hanya kerikil.)
|
GW
|
-
Kerikil
berpasir baik dan campuran.
-
Kerikil
pasir, sedikit atau sama sekali tidak mengandung butiran halus.
|
GP
|
-
Kerikil
bergradasi buruk dan campuran.
-
Kerikil
– pasir, sedikit atau sama sekali tidak mengandung butiran halus
|
|||
Kerikil dengan butiran hakus
|
GM
|
-
Kerikil
berlanau, campuran kerikil – pasir lempung
|
||
GC
|
-
Kerikil
berlempung campuran kerikil pasir lempung
|
|||
Kerikil 50 % atau lebih dari fraksi kasar
tertahan pada ayakan No.4
|
Pasir bersih (hannya pasair)
|
SW
|
-
Pasir
bergradasi baik, pasir berkerikil, sedikit atau sama sekali tidak mengandung
butiran halus
|
|
SP
|
-
Pasir
bergradasi buruk dan pasir berkerikil, sedikit atau sama sekali tidak
mengandung butiran halus.
|
|||
Pasir dengan butiran halus
|
SM
|
- Pasir berlanau, campuran pasir lanau
|
||
SC
|
-
Pasir
berlempung, campuran pasir lempung
|
|||
Tanah berbutir halus kurang 50 % atau
lebih lolos ayakan No. 200
|
Lanau dan Lempung batas cair 50 % atau kurang
|
ML
|
- Lanau anorganik, Pasir halus sekali, Serbuk
batuan, Pasir halus, berlanau atau berlempung
|
|
CL
|
- Lempung anorganik dengan plastisitas
rendah sampai dengan sedang, Lempung berkerikil, Lempung berpasir, Lempung
berlanau “kurus” (lean elays)
|
|||
OL
|
- Lanau organik dan lempung berlanau
organik dengan plastisitas rendah.
|
|||
Lanau dan Lempung Batas cair lebih dari 50 %
|
MH
|
- Lanau anorganik atau pasir halus diatomea
atau lanau diatomea, lanau yang elastis.
|
||
CH
|
- Lanau anorganik dengan plastisitas
tinggi, Lempung “gemuk” (fat elays)
|
|||
OH
|
- Lempung organik dengan plastisitas sedang
sampai dengan tinggi
|
|||
Tanah – tanah dengan kandungan organik sangat
tinggi.
|
PT
|
- Peat (gambut), muck dan tanah – tanah
lain dengan kandungan organik tinggi.
|
Tabel 9.3. Klasifikasi Ganda
KRITERIA
KLASIFIKASI
|
|||
Klasifikasi berdasarkan persentase fraksi halus
Kurang dari 50 % lolos ayakan no. 200 : GW,GP,SW,SP
Kurang dari 50 % lolos ayakan no. 200 : GM, GC, SH, SC
5 % sampai 12 % lolos ayakan no. 200 : Klasifikasi
perbatasan yang
memerlukan sumbol
ganda.
|
Cu > 4
Cc antara 1 dan 3
|
||
Tidak memenuhi
kedua kriteria untuk GW
|
|||
Batas – batas atterberg dibawah garis – A atau PI > 4
|
Batas – batas atterberg dalam daerah diarsir adalah peralihan
klasifikasi perlu menggunakan simbol ganda
|
||
Batas – batas atterberg diatas garis – A atau PI > 7
|
|||
Cu > 6
Cc antara 1 dan 3
|
|||
Tidak memenuhi
kedua kriteria untuk SW
|
|||
Batas – batas
atterberg dibawah garis – A atau PI < 4
|
Batas – batas atterberg dalam daerah diarsir adalah peralihan
klasifikasi perlu menggunakan simbol ganda
|
||
Batas – batas
atterberg diatas garis – A atau PI > 7
|
|||
9.3. Pembahasan
Ø Klasifikasi Tanah Berdasarkan Sistem AASHTO
Diketahui hasil uji analisis distribusi butir suatu
tanah dari seluruhnya 100 % adalah:
Persentase butiran yang lolos ayakan no. 10 = 11,22 %
Persentase butiran yang lolos ayakan no. 40 = 26,33 %
Persentase butiran yang lolos ayakan no. 200 = 0,42 %
Nilai LL = 68,89 %, sedangkan nilai PI adalah 3,68 %. Dengan cara
AASHTO maka :
Karena tanah yang lolos ayakan no. 200 = 0,42 %, maka
tanah tersebut termasuk tanah berbutir, yaitu A-1, A-2, dan A-3. berdasarkan
nilai LL dan PI- nya maka tanah tersebut ternasuk kelompok A-1. berdasarkan
persamaan GI maka:
GI = (F – 35) [0,2 +
0,005 (LL – 40)] + 0,01 (F – 15)(PI – 10)
= (0,42 – 35) [0,2 + 0,005 (68,89 – 40)] + 0,01 (0,42 –
15)(3,68 – 10)
= 0
Jadi tanah diklasifikasikan sebagai A-1-a
Ø Klasifikasi Tanah Berdasarkan Sistem Unified (ASTM)
Diketahui distribusi ukuran butir pada analisis ayakan
n0. 40 adalah 26,33 % dan kurang dari 5 % lolos ayakan no. 200, LL = 68,89 dan
PI = 3,68 % berdasarkan sistem klasifikasi Unified (ASTM) maka:
- Tanah termasuk berbutir kasar karena > 50 butiran tertahan ayakan no. 200
- Tanah dinyatakan pasir dimana > 50 % fraksi kasar lolos ayakan no. 4
- jika dilihat dari banyaknya ukuran butir yang tertahan pada ayakan no 4 maka tanah mengandung pasir dengan butiran halus maka tanah tersebut masuk kedalam kelompok SM dan SC.
- Untuk menentukan klasifikasi tanahnya maka terlebih dahulu melihat Cu dan CC nya.
- Nilai Cu dan CC yang telah diketahui berdasarkan sieve analisis:
Cu =
Cu = = 3,93
Cc = =
=
= 0,451
Maka tanah tersebut termasuk dalam kelompok SC yaitu
tanah dinyatakan bergradasi jelek mengandung pasir berlempung, campuran pasir –
lempung.
9.4. Kesimpulan dan Saran
9.4.1. Kesimpulan
Dari percobaan Sieve Analisis, Batas Cair, dan Batas
Plastisitas dihasilkan data :
No. Ayakan 10, Passing Percentnya = 82,67 %
No. Ayakan 40, Passing Percentnya = 45,34 %
No. Ayakan 10, Passing Percentnya = 2,81 %
Batas cair = 35 %
Plasticity Indeks = 11,5 %
Maka dapat disimpulkan :
-
Klasifikasi tanah menurut
AASHTO ; A – 2 – 6, berupa kerikil dan pasir yang berlanau dan berlempung.
-
Klasifikasi tanah menurut USCS
atau AST ; GC, berupa kerikil berlempung, campuran kerikil – pasir – lempung.
9.4.2. Saran
1.
Diharapkan pada kakak asisten lebih
disiplin dalam pelaksanaan praktikum.
2.
Dalam pengklasifikasian tanah
sebaiknya data yang diambil adalah yang baru jangan dari data – data sieve
analisis atau pun data attemberg limit.
itu di tutup kenapa, percuma dong
BalasHapusTERIMA kasih atas ilmu yang bermanfaat ini lalu saya mau tanya jika kita bandingkan KLasifikasi AASHTO dgn USCS apa yang mbedakannya USCS lebih spesifikasi lebih rinci?
BalasHapusStainless Steel Armor | TITIAN ART IN OCULUS
BalasHapusStainless Steel Armor was designed for the ultimate armor design. This high-quality pure titanium earrings aluminum piece of ceramic vs titanium curling iron armor is babylisspro nano titanium spring curling iron constructed cobalt vs titanium drill bits with titanium bolt premium quality, Material: Stainless SteelMaterial: Steel
discover here cheap sex toys,cheap sex toys,dog dildo,sex toys,sex chair,realistic dildo,vibrators,dildo,male sex dolls more helpful hints
BalasHapuse100i9njbhx182 cheap nfl jerseys,wholesale jerseys,wholesale nfl jerseys,Cheap Jerseys china,Cheap Jerseys free shipping,wholesale jerseys from china,Cheap Jerseys china,wholesale nfl jerseys,cheap jerseys,wholesale jerseys from china h746b9bqtzb656
BalasHapus